Seperti tahun-tahun sebelumnya, sehari menjelang Ramadan, masyarakat Pekanbaru melaksanakan tradisi Petang Megang. Acara tradisi ini adalah mandi sore hari menjelang bulan puasa.
Sebagaimana tahun sebelumnya, acara ini dipusatkan di tepi sungai Siak yang membelah jantung Kota Pekanbaru. Pelaksanaannya secara simbolis dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru dan Pemerintah Provinsi Riau bersama masyarakatnya.
Petang Megang, dulunya sebuah tradisi masyarakat mandi dengan wewangian. Misalnya dengan bunga yang nanti airnya diletakan dalam wadah secukupnya yang diberi jeruk nipis. Air ini pun diguyurkan ke badan dalam menyambut bulan yang penuh suci dan berkah itu.
Hanya saja, tradisi yang penuh suka cita itu, tidak lagi dilaksanakan sebagaimana dulunya masyarakat mandi bersama. Pemerintah setempat hanya secara simbolis memandikan beberapa bocah dengan air wewangian untuk mengenang tardisi nenek moyang masyarakat Melayu Riau.
Maklum saja, air sungai Siak kini tak lagi ramah untuk bermandi ria. Ini sehubungan air sungai yang terus tercemar oleh limbah rumah tangga dan industri.
Acara ini, biasanya juga diiringi alunan musik rebana. Sebait pantun bernuansa Islami juga meramaikan para panitia saat menyampaikan pidatonya. Puncak acara ini nantinya, akan melepas bebek ke tengah sungai. Masyarakat akan berlomba untuk menangkapnya.
Acara Petang Megang menjadi hiburan tersendiri bagi mayarakat di Pekanbaru. Ribuan masyarakat biasanya akan berkumpul di sekitar sungai Siak yang biasanya dilaksanakan di bawah jembatan Siak I.
Saat ini lokasi tempat pelaksanaan Petang Megang sudah ramai dijejali para pedagang makanan. Mereka sudah bersiap-siap menyambut kedatangan ribuan masyarakat yang akan menyaksikan pesta suka cita menyambut datangnya Ramadan.
Sebagaimana tahun sebelumnya, acara ini dipusatkan di tepi sungai Siak yang membelah jantung Kota Pekanbaru. Pelaksanaannya secara simbolis dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru dan Pemerintah Provinsi Riau bersama masyarakatnya.
Petang Megang, dulunya sebuah tradisi masyarakat mandi dengan wewangian. Misalnya dengan bunga yang nanti airnya diletakan dalam wadah secukupnya yang diberi jeruk nipis. Air ini pun diguyurkan ke badan dalam menyambut bulan yang penuh suci dan berkah itu.
Hanya saja, tradisi yang penuh suka cita itu, tidak lagi dilaksanakan sebagaimana dulunya masyarakat mandi bersama. Pemerintah setempat hanya secara simbolis memandikan beberapa bocah dengan air wewangian untuk mengenang tardisi nenek moyang masyarakat Melayu Riau.
Maklum saja, air sungai Siak kini tak lagi ramah untuk bermandi ria. Ini sehubungan air sungai yang terus tercemar oleh limbah rumah tangga dan industri.
Acara ini, biasanya juga diiringi alunan musik rebana. Sebait pantun bernuansa Islami juga meramaikan para panitia saat menyampaikan pidatonya. Puncak acara ini nantinya, akan melepas bebek ke tengah sungai. Masyarakat akan berlomba untuk menangkapnya.
Acara Petang Megang menjadi hiburan tersendiri bagi mayarakat di Pekanbaru. Ribuan masyarakat biasanya akan berkumpul di sekitar sungai Siak yang biasanya dilaksanakan di bawah jembatan Siak I.
Saat ini lokasi tempat pelaksanaan Petang Megang sudah ramai dijejali para pedagang makanan. Mereka sudah bersiap-siap menyambut kedatangan ribuan masyarakat yang akan menyaksikan pesta suka cita menyambut datangnya Ramadan.
"Saban tahun ramai sekali acara Petang Megang. Kita pun bisa menikmati tradisi itu sambil berjualan makanan," kata Romlah seorang pedagang makanan kepada detikcom.
Tak hanya di Sungai Siak, di Masjid Raya pekanbaru juga akan menyediakan takjil untuk 50 orang. Takjil itu akan disediakan selamam bula Ramadan.
Masjid Raya Pekanbaru, berada di kawasan Pasar Bawah Pekanbaru ditepi sungai Siak. Masjid yang didirikan pada tahun 1928 itu, saban bulan puasa menyediakan makanan ringan untuk berbuka puasa.
"Kita pengurus masjid saban puasa menyediakan hidangan makanan ringan dan minuman untuk berbuka puasa. Silahkan mampir ke masjid ini untuk menikmati hidangannya," kata Sofyan Hamid (61) pengurus masjid sejarah itu.
Walau pihak pengelola masjid menyediakan santapan berbuka hanya untuk 50 orang, jangan khawatir bakal kekurangan. Karena selain itu akan ada lagi sumbangan dari masyarakat sekitarnya. Maklum saja, masjid ini dikeliling rumah ruko dan di tengah denyut nadi perekonomian masyarakat.
"Bulan puasa nanti, masyarakat juga banyak memberikan sedekah untuk berbuka yang dititipkan di masjid ini. Jadi jumlahnya bisa lebih banyak lagi," kata Sofyan.