3.20.2011

Catatan : Kisah Pilu Seorang Kakek

Seperti biasanya, hari ini jadwalnya gue buat ke Sekolah, bangun jam 06.00 WIB meskipun masuk Sekolah jam 07.15, tapi gue gak pernah terlambat sekalipun, hahahhahaha J. Udah selesai dengan kesibukan pagi-pagi, langsung gue menuju motor kesayangan gue, siap-siap buat berangkat ke Sekolah . Dan seperti biasanya juga, di jalanan penuh dengan orang-orang yang “kesetanan” menuju tempat tujannya, dan juga para “pengawal jalanan”, yap Polisi-Polisi yang selalu setia menunggu para “pelanggar” berkendara, selalu menghiasi sudut jalanan kota yang mulai Berkembang ini. 

Dan ketika hampir sampai ke Sekolah gue, ada seorang kakek-kakek yang lusuh dan berpenampilan seadanya ditemani dengan Peci hitam di atas kepalanya, yang sedang mendorong gerobak yang tidak terlalu besar dengan dua roda kecil yang menanggung beban dari gerobak itu. Dan tidak lupa pula kakek ini sesekali menggoyangkan benda kecil yang ada ditangannya itu, Ting… Ting… Ting… itulah suara desihan kecil dari benda yang dipegang oleh kakek tersebut. Gerobak itu bertuliskan kata-kata yang lumayan besar di depannya, “Es Cream Rp 500” itulah untaian kalimat yang menghiasi gerobak kecil kakek Penjual Es Cream keliling ini.

Kaki-kakinya yang mungkin gue rasa udah gak kuat buat berjalan jauh itu, selalu melangakah menuju tempat keramain untuk menjajakan Es Cream yang ia jual. Yang paling gue salut dari Sikap kakek ini yaitu meskipun mentari masih belum keluar dengan sinarnya yang menyengat, tetapi kakek ini sudah mengais rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidup ia dan keluarganya. “Berjalan dan Berjualan”, mungkin itulah kata-kata yang melandaskan sifat kakek ini untuk selalu bekerja keras tanpa harus mengeluh dan berdesah-kesah. 

Batu-batu kecil yang slalu menghadangnya, adalah teman yang setiap hari kakek ini temui. Dengan alas kaki yang sudah mulai rusak dan bolong-bolong karena selalu terseret di jalanan yang  keras itu, membuat kakek ini harus berhati-hati mengambil langkah demi langkah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak ia inginkan. 

Dengan raut wajah yang berkeriput di mana-mana dan tubuh yang bungkuk itu, kakek ini terus saja melangkahkan kaki di jalan-jalan setapak yang ia lalui. Karena gue gak bisa lama-lama perhatiin tu kakek, jadi gue lanjutin perjalan gue menuju Sekolah dengan meninggalkan kakek dan gerobak Es creamnya itu. Di perjalanan, gue mulai bertanya-tanya, “bisakah orang-orang ini menghargai dan mengikuti sifat dari kakek ini ?.” Meskipun orang-orang yang berkecukupan disana tidak pernah memandang orang-orang yang kecil seperti ini, tetapi orang-orang kecil ini selalu tabah menghadapinya tanpa menggerutu.



Selesai.
(maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan).



Jangan lupa dukung blog Raziq di Kontes TOP 1 Oli Sintetik Mobil-Motor Indonesia. Makasih yaa ^_^






WirausahaKontak Jodoh
Mobil BekasPasang Iklan Rumah


lintasberita

2 komentar:

bagus artikelnya mas...
salam kenal

sama-sama..
salam kenal kembali..

Posting Komentar