"ingsir wengi sliramu tu****ng sirnoojo tangi nggonmu gulingawas jo ngetoroaku lagi bang wingo wingojin setan kang tak utusijin setan kang tak utusidadyo sebarangwojo lelayu sebet"
Petikan syair diatas pasti tidak
asing lagi bagi yang pernah menonton film kuntilanak yang dibintangi
julie estelle, itu adalah syair durma yang bisa memanggil kuntilanak
seperti yang diceritakan dalam film tersebut.
Durma itu adalah salah satu
pakem lagu dalam Macapat. Macapat adalah kumpulan lagu Jawa yang
mencakup 11 pakem (Dandhanggula, Mijil, Pocung, Megatruh, Gambuh, Sinom,
Maskumambang, Pangkur, durma, Asmarandana, dan Kinanthi). Tradisi
Macapat ini diperkirakan sudah mulai ada sejak jaman akhir kerajaan
Majapahit.
kira-kira artinya kayak gini:
Menjelang malam, dirimu(bayangmu) mulai sirna…Jangan terbangun dari tidurmu…Awas, jangan terlihat (memperlihatkan diri)…Aku sedang gelisah,Jin setan ku perintahkanJadilah apapun juga,Namun jangan membawa maut…
Setiap jenis pakem itu ada
rumusnya (misal terdiri berapa baris; berapa suku kata; dan bunyi vokal
tiap akhir baris). Jadi durma pun punya rumus juga, dan Tembang durma
itu nggak cuma satu macam tapi banyak judulnya. Yang di muat di film itu
cuma salah satunya. Rumus pakem lagu durma adl: 12-a; 7-i; 6-a; 7-a;
8-i; 5-a; 7-i.
Setiap tembang dalam Macapat
mencerminkan watak yang berbeda-beda. durma, disebut sebagai bagian
Macapat yang mencerminkan suasana/sifat keras, sangar, dan suram. Bahkan
kadang mengungkapkan hal-hal yg angker dlm kehidupan. Cocok tuh, kalo
film Kuntilanak mengekspos tembang ini. Tauuu aja…
Dalam tradisi Jawa, ada istilah
Tembang dolanan (Lagu Mainan). Yang dimaksud adalah lagu yang dipakai
untuk ritual permainan magis Jawa. Misal, ada lagu untuk memainkan
Jalangkung; ada lagu untuk memanggil roh dlm permainan boneka Ni
Thowong; dsb. Ada pula lagu yang dipercaya bisa memanggil buaya di
sungai (dari pakem Megatruh), dan oleh orang Jawa sampai saat ini masih
menjadi mitos larangan untuk dinyanyikan di sungai.
Tapi untuk lagu-lagu ritual,
biasanya nggak berdiri sendiri untuk memfungsikannya. Lagu itu
dinyanyikan dengan iringan syarat ritual yg lain. Tiap ritual
syarat/sesajinya biasanya sangat spesifik, jadi kalo tidak memakai
sesaji itu ya lagu yg dinyanyikan nggak akan berpengaruh.
Di adat Jawa, ada lagu lain untuk "manggil" setan:
Sluku-sluku bathok, bathok'e ela-elo
Si romo menyang solo, oleh-oleh'e payung muntho
Mak jenthit lo-lo lobah, wong mati ora obah
Yen obah medheni bocah…
Dulu
sebelum ada mainan2 canggih kayak sekarang, yg ada cuma mainan
tradisional. Anak – anak Jawa punya tradisi, kalo bulan purnama mereka
bikin boneka dari keranjang bunga yg habis dipakai buat ziarah (kayak
Jelangkung). Trus bikin sesaji bunga tujuh rupa, sirih, dan tembakau,
ditaruh di salah satu pinggir sungai.
di malam bulan purnama, anak –
anak mengelilingi boneka itu sambil menyanyikan lagu tadi. Lagu itu
dinyanyikan berulang kali sambil memegang boneka, dan lalu… Boneka akan
bergerak… agresif…!
Itu artinya roh penunggu sungai
telah masuk ke boneka dan mau diajak bermain. Permainannya, boneka itu
harus terus dipegang dan roh boneka itu akan membawa pemegangnya
berlari-lari kemana-mana, lalu ini dijadikan permainan kejar-kejaran.
Siapa yg kelelahan akan
'ditangkap' oleh 'boneka hidup' itu, dipukuli dengan kepala boneka yg
biasanya dibuat dari tempurung. Yang menggerakkan adl roh di dlm boneka
itu.
Permainan ini disebut Ni Thowong, atau Ninidok, atau ada lagi yg nyebut Nini Thowok.
Permainan tersebut emang lazim
dimainkan anak – anak jaman dulu, soalnya jaman dulu belum ada mal,
belum ada bioskop apalagi playstation, dll..
Mantra penanggulangannya
Nga tha ba ga ma,
Nya ya ja dha pa,
La wa sa ta da,
Ka ro co no ho. (di baca 7 kali)
Sumber: http://kotakhitamdunia.blogspot.com/2011/08/misteri-lagu-pemanggil-kuntilanak.html
Jangan lupa dukung blog Raziq di Kontes TOP 1 Oli Sintetik Mobil-Motor Indonesia. Makasih yaa ^_^
0 komentar:
Posting Komentar