Beberapa waktu lalu Nokia dikenal sebagai raja di pasar ponsel. Selama bertahun-tahun, Nokia memuncaki pasar ponsel karena dikenal sebagai ponsel yang user-friendly (mudah digunakan). Setelah itu, posisi Nokia sebagai raja penjualan ponsel disalip Apple Inc., yang menelurkan ponsel pintar iPhone.
Bahkan, posisi Nokia di runner up penjualan ponsel pun kini disalip produsen ponsel asal Korea Selatan, Samsung. Meroketnya Samsung di pasar penjualan ponsel diketahui berdasarkan hasil studi Strategi Analytics.
Seperti dikutip dari laman CNNMoney, pertumbuhan Samsung mencapai 520 persen dalam beberapa tahun terakhir. Pesatnya pertumbuhan ini juga berkat penjualan Galaxy S II, yang laku keras di pasar ponsel dunia, namun belum beredar di Amerika Serikat.
Rencananya, Samsung Galaxy S II sendiri baru akan dijual di AS dalam kuartal ketiga tahun ini. Tentu ini diharapkan Samsung dapat meningkatkan lagi penjualan ponsel yang berbasis Android tersebut. Selama ini Apple iPhone berhasil merajai pasar ponsel karena hampir tidak ada saingan di Amerika Serikat.
Adapun penjualan Nokia jatuh hingga mencapai 20 persen tahun lalu, berdasarkan survei IDC. Ini tentu mengkhawatirkan produsen ponsel asal Finlandia ini, karena Samsung akan berjuang keras melawan dominasi Nokia di dua kawasan yang selalu dirajai Nokia, yaitu Eropa dan Cina.
Tentu runtuhnya dominasi Nokia di pasar penjualan ponsel bukan kejutan besar. Selama ini, Nokia memang masih dalam fase transisi untuk mengubah dan mengembangkan sistem operasinya. Jika sebelumnya Nokia menggunakan sistem operasi Symbian, saat ini Nokia masih mengembangkan sistem operasi Windows Phone 7.
Namun, transisi sistem operasi Nokia juga bukan jaminan. Selama ini, ponsel berbasis Windows tidak menunjukkan hasil yang mengagumkan. Karena itu harus perlu dilihat, seperti apa manfaat pernikahan Nokia dengan Microsoft di pasar penjualan ponsel.
"Merosotnya pasar fitur untuk ponsel sangat mempengaruhi sejumlah produsen ponsel. Raksasa seperti Nokia mengalami kehilangan peran di kategori fitur untuk ponsel," kata peneliti IDC, Kevin Restivo, seperti dikutip dari laman CNN.
Namun, nasib Nokia masih lebih beruntung jika dibandingkan Motorola atau produsen Blackberry, RIM. Motorola mengalami kerugian sebesar US$56 juta dalam kuartal terakhir. Kejatuhan Motorola diprediksi karena menunda peluncuran smartphone 4G-nya.
Selain itu, Motorola juga dinilai gagal dalam memasarkan komputer tablet, Xoom. Walau menjadi komputer tablet pertama berbasis Android Honeycomb, Xoom hanya berhasil terjual 440.000 tablet dalam kuartal ini. Ini tentu saja berbeda jauh degan Apple yang berhasil menjual 9,25 juta tablet iPad di kuartal ini.
Sedangkan, RIM harus mengurangi tenaga kerja hingga 10 persen minggu lalu. Ini dilakukan RIM sebagai pemangkas ongkos produksi dan agar lebih fokus dalam strategi. Sebelumnya, Blackberry memang merajai pasar Amerika Utara, namun RIM kesulitan menguasai pasar di kawasan lain.
Bahkan, posisi Nokia di runner up penjualan ponsel pun kini disalip produsen ponsel asal Korea Selatan, Samsung. Meroketnya Samsung di pasar penjualan ponsel diketahui berdasarkan hasil studi Strategi Analytics.
Seperti dikutip dari laman CNNMoney, pertumbuhan Samsung mencapai 520 persen dalam beberapa tahun terakhir. Pesatnya pertumbuhan ini juga berkat penjualan Galaxy S II, yang laku keras di pasar ponsel dunia, namun belum beredar di Amerika Serikat.
Rencananya, Samsung Galaxy S II sendiri baru akan dijual di AS dalam kuartal ketiga tahun ini. Tentu ini diharapkan Samsung dapat meningkatkan lagi penjualan ponsel yang berbasis Android tersebut. Selama ini Apple iPhone berhasil merajai pasar ponsel karena hampir tidak ada saingan di Amerika Serikat.
Adapun penjualan Nokia jatuh hingga mencapai 20 persen tahun lalu, berdasarkan survei IDC. Ini tentu mengkhawatirkan produsen ponsel asal Finlandia ini, karena Samsung akan berjuang keras melawan dominasi Nokia di dua kawasan yang selalu dirajai Nokia, yaitu Eropa dan Cina.
Tentu runtuhnya dominasi Nokia di pasar penjualan ponsel bukan kejutan besar. Selama ini, Nokia memang masih dalam fase transisi untuk mengubah dan mengembangkan sistem operasinya. Jika sebelumnya Nokia menggunakan sistem operasi Symbian, saat ini Nokia masih mengembangkan sistem operasi Windows Phone 7.
Namun, transisi sistem operasi Nokia juga bukan jaminan. Selama ini, ponsel berbasis Windows tidak menunjukkan hasil yang mengagumkan. Karena itu harus perlu dilihat, seperti apa manfaat pernikahan Nokia dengan Microsoft di pasar penjualan ponsel.
"Merosotnya pasar fitur untuk ponsel sangat mempengaruhi sejumlah produsen ponsel. Raksasa seperti Nokia mengalami kehilangan peran di kategori fitur untuk ponsel," kata peneliti IDC, Kevin Restivo, seperti dikutip dari laman CNN.
Namun, nasib Nokia masih lebih beruntung jika dibandingkan Motorola atau produsen Blackberry, RIM. Motorola mengalami kerugian sebesar US$56 juta dalam kuartal terakhir. Kejatuhan Motorola diprediksi karena menunda peluncuran smartphone 4G-nya.
Selain itu, Motorola juga dinilai gagal dalam memasarkan komputer tablet, Xoom. Walau menjadi komputer tablet pertama berbasis Android Honeycomb, Xoom hanya berhasil terjual 440.000 tablet dalam kuartal ini. Ini tentu saja berbeda jauh degan Apple yang berhasil menjual 9,25 juta tablet iPad di kuartal ini.
Sedangkan, RIM harus mengurangi tenaga kerja hingga 10 persen minggu lalu. Ini dilakukan RIM sebagai pemangkas ongkos produksi dan agar lebih fokus dalam strategi. Sebelumnya, Blackberry memang merajai pasar Amerika Utara, namun RIM kesulitan menguasai pasar di kawasan lain.
Jangan lupa dukung blog Raziq di Kontes TOP 1 Oli Sintetik Mobil-Motor Indonesia. Makasih yaa ^_^
0 komentar:
Posting Komentar